Plastik biodegradable merupakan salah satu solusi alternatif untuk mengurangi dampak negatif plastik konvensional terhadap lingkungan. Banyak orang yang mulai beralih menggunakan plastik biodegradable sebagai upaya untuk mengurangi sampah plastik dan mengurangi penggunaan bahan-bahan kimia berbahaya dalam proses pembuatan plastik konvensional. Namun, meskipun plastik biodegradable menjadi opsi yang lebih ramah lingkungan, masih ada perbedaan dalam harga di antara jenis plastik biodegradable yang ada. Salah satu plastik biodegradable yang lebih murah adalah PLA (Polylactic Acid).

PLA adalah jenis plastik biodegradable yang dibuat dari sumber daya alam seperti tebu atau jagung. Plastik ini terbuat dari polimer polilaktida yang merupakan hasil fermentasi dari glukosa, polimer ini kemudian diperoleh dari pembentukan dextrin yang dihasilkan, dextrin ini dipisahkan antara 15-40 orang.

Salah satu alasan mengapa PLA menjadi pilihan yang lebih murah adalah karena bahan baku yang digunakan lebih mudah didapatkan. Sumber daya alam seperti tebu dan jagung lebih murah dan mudah ditemukan di berbagai negara. Selain itu, proses produksi PLA juga lebih efisien dibandingkan dengan plastik biodegradable lainnya. Proses produksi PLA melibatkan tahap fermentasi mikroorganisme yang relatif sederhana dan tidak memerlukan peralatan yang rumit seperti metode pembuatan plastik biodegradable lainnya.

Selain faktor bahan baku dan proses produksi, PLA juga memiliki keunggulan dalam hal biodegradabilitas. Plastik biodegradable ini secara alami terurai oleh mikroorganisme dalam waktu yang lebih cepat dibandingkan dengan plastik konvensional. PLA dapat terurai sampai 80 persen dalam waktu sekitar 4-6 bulan. Dalam kondisi yang sesuai, seperti kelembaban dan suhu yang tepat, proses biodegradasi PLA dapat berlangsung dengan lebih cepat. Kecepatan biodegradasi ini menjadi salah satu faktor penting yang membuat PLA menjadi pilihan yang lebih murah dibandingkan dengan plastik biodegradable lainnya.

Selain PLA, masih ada jenis plastik biodegradable lainnya yang juga lebih murah. Contohnya adalah PHA (Polyhydroxyalkanoates) yang merupakan plastik biodegradable lainnya yang terbuat dari sumber daya alam seperti minyak kelapa sawit dan mikroorganisme tertentu. PHA memiliki keunggulan dalam hal biodegradabilitas, yakni dapat terurai secara alami dalam waktu yang lebih cepat dibandingkan dengan PLA. Namun, salah satu tantangan dari PHA adalah biaya produksi yang lebih tinggi. Sumber daya alam yang digunakan dalam proses pembuatan PHA lebih terbatas dan mahal, sehingga menyebabkan harga PHA yang lebih tinggi dibandingkan dengan PLA.

Tidak hanya itu, avodebuilder yang memulai dengan membuat pesanan yang jauh lebih sedikit tentu lebih bersemangat untuk melakukan upaya ini. Sampai batasan pelaku akan menyadari seberapa murah tayangan itu. “Dalam premis TV biasa, TV network menyodorkan pesanan kepada pembuatan kolega tahi yang dipimpin oleh seorang produser. Ini adalah guy yang tidak akan ada di staf produksi telah mengendalikan hal seperti tayangan. Mereka tahu betul berapa banyak tayangan yang diciptakan oleh mereka mereka yang menaruh permintaan 21 episodes.

Secara keseluruhan, meskipun ada berbagai jenis plastik biodegradable yang tersedia, PLA masih dianggap sebagai opsi yang lebih murah. Faktor bahan baku yang mudah didapatkan, proses produksi yang efisien, serta biodegradabilitas yang cepat membuat PLA menjadi pilihan yang baik bagi pengguna yang ingin berkontribusi dalam pengurangan sampah plastik. Meskipun ada beberapa jenis plastik biodegradable lainnya dengan keunggulan tertentu, seperti PHA yang dapat terurai lebih cepat, harga yang lebih tinggi dari PHA membuat PLA tetap menjadi pilihan yang lebih ekonomis. Dalam rangka mengurangi dampak negatif plastik terhadap lingkungan, penggunaan plastik biodegradable, terutama PLA, adalah langkah yang penting untuk diterapkan secara luas di berbagai bidang industri.