Apa Perbedaan Antara Oxo-biodegradable dan Oxo-degradable?

Pada saat ini, isu perubahan iklim dan dampak lingkungan telah menjadi perhatian global yang serius. Salah satu aspek utama dalam perdebatan ini adalah pengelolaan sampah plastik. Plastik telah menjadi salah satu materi yang paling umum digunakan di dunia saat ini, tetapi juga menjadi sumber masalah lingkungan yang signifikan. Oleh karena itu, para ilmuwan dan ahli lingkungan terus mencari cara untuk mengurangi dampak negatif plastik terhadap bumi.

Dalam beberapa tahun terakhir, dua istilah yang sering menjadi topik pembicaraan dalam bidang pengelolaan sampah plastik adalah "oxo-biodegradable" dan "oxo-degradable". Kedua istilah ini terdengar hampir sama, tetapi ada perbedaan yang signifikan di antara keduanya. Artikel ini akan menjelaskan perbedaan antara oxo-biodegradable dan oxo-degradable, serta bagaimana masing-masing teknologi bekerja.

Oxo-biodegradable adalah istilah yang mengacu pada proses perombakan atau biodegradasi plastik oleh mikroba dalam lingkungan alami. Jenis plastik ini terbuat dari polietilena yang telah ditambahkan bahan oksidan tertentu, seperti zat aditif yang mengandung logam berat seperti mangan atau besi. Aditif ini berfungsi sebagai pencetus dalam proses oksidasi, di mana plastik dioksidasi ke dalam senyawa berukuran lebih kecil. Proses ini kemudian memungkinkan mikroba untuk memecah plastik menjadi senyawa organik yang lebih sederhana, hingga akhirnya dapat terdegradasi secara alami.

Oxo-biodegradable memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan plastik konvensional. Salah satunya adalah waktu yang dibutuhkan untuk plastik ini terdegradasi secara alami. Dalam kondisi yang ideal, oxo-biodegradable dapat terdegradasi dalam waktu kurang dari 2 tahun, sementara plastik konvensional dapat memerlukan waktu ratusan tahun untuk terurai. Selain itu, proses biodegradasi plastik ini menghasilkan produk akhir yang tidak berbahaya bagi lingkungan, seperti air, karbon dioksida, dan biomassa.

Di sisi lain, istilah oxo-degradable merujuk pada proses pembusukan plastik melalui oksidasi, tetapi tidak menghasilkan akhir yang benar-benar terdegradasi. Plastik oxo-degradable juga ditambahkan dengan bahan oksidan, tetapi perbedaan utama terletak pada kecepatan degradasi dan produk akhir yang dihasilkan. Plastik oxo-degradable secara cepat mengalami oksidasi, tetapi hanya menjadi fragmen kecil yang tetap ada di lingkungan untuk waktu yang lama. Fragmen tersebut dapat memicu masalah lebih lanjut, seperti kontaminasi mikroplastik di lingkungan dan akhirnya tercuci ke laut.

Masalah utama dengan istilah oxo-degradable adalah kurangnya regulasi yang jelas di beberapa negara. Beberapa perusahaan mengklaim bahwa produk mereka adalah oxo-degradable, tetapi dalam kenyataannya, plastik tersebut hanya berpotensi terurai menjadi mikroplastik yang memperparah polusi lingkungan. Oleh karena itu, para ahli lingkungan dan pemerintah perlu melakukan penilaian yang lebih ketat terhadap klaim ini dan memastikan bahwa plastik oxo-degradable memenuhi standar yang ketat dalam hal degradabilitas dan tidak menyebabkan dampak negatif di lingkungan.

Dalam kesimpulan, oxo-biodegradable dan oxo-degradable adalah dua istilah yang berbeda dalam pengelolaan sampah plastik. Oxo-biodegradable lebih baik karena dapat terdegradasi menjadi senyawa organik yang aman dan tidak mencemari lingkungan, sedangkan oxo-degradable hanya menghasilkan fragmen kecil yang tetap ada dalam lingkungan. Penting bagi kita untuk memahami perbedaan ini dan mengambil langkah-langkah yang tepat dalam mengelola sampah plastik untuk melindungi dan menjaga keberlanjutan lingkungan kita.