Apa yang Dimaksud dengan 1 6 dalam Penggunaan Kantong Plastik?
Ketika berbicara tentang lingkungan dan perlindungan alam, sering kali kita terdengar tentang angka "1 6" yang terhubung dengan penggunaan kantong plastik. Apa yang sebenarnya dimaksud dengan "1 6" dalam konteks ini? Bagaimana angka ini berkaitan dengan masalah lingkungan yang ada?
Angka "1 6" yang tercantum pada kantong plastik mengacu pada kode plastik tertentu yang digunakan untuk mengklasifikasikan jenis-jenis plastik yang berbeda. Sistem pengodean plastik yang dikenal sebagai "Sistem Kode Identifikasi Jenis Plastik" dikembangkan oleh Society of the Plastics Industry (SPI) pada tahun 1988. Sistem ini dimaksudkan untuk memberikan informasi kepada produsen, konsumen, dan penangan limbah plastik tentang bahan dasar dan kemungkinan daur ulang plastik yang berbeda.
Dalam sistem ini, setiap jenis plastik diberi angka numerik dari 1 hingga 7, diikuti oleh simbol daur ulang yang sesuai, kecuali untuk jenis plastik tertentu yang tidak daur ulang. Bagi kita yang sering menggunakan kantong plastik, kita akan sering menjumpai angka "1" dan "6".
Angka "1" dalam sistem pengodean ini mengacu pada polietilen tereftalat (PET), yang merupakan bahan umum untuk kantong plastik ringan dan botol air minum. Karena kekuatannya dan kemampuan daur ulangnya, PET sering dianggap lebih ramah lingkungan daripada jenis plastik lainnya. Botol air minum dan beberapa kemasan makanan dan minuman sering menggunakan plastik dengan kode "1", dan kantong plastik ringan yang sering ditemui di toko atau supermarket juga termasuk dalam kategori ini.
Di sisi lain, angka "6" pada kantong plastik berarti bahwa plastik yang digunakan adalah polistirena atau styrofoam. Plastik ini dikenal akan kepadatan dan kekuatannya yang rendah serta sulitnya mendaur ulangnya. Kantong plastik yang terbuat dari polistirena sering digunakan dalam kemasan makanan dan minuman cepat saji seperti mangkuk ramen instan dan kotak makanan nasi.
Namun, ada beberapa kontroversi terkait penggunaan dan daur ulang kedua jenis plastik ini. Meskipun PET lebih mudah didaur ulang daripada polistirena, masih banyak kantong plastik PET yang terbuang begitu saja, mengakibatkan penumpukan plastik di lahan pembuangan sampah atau akhirnya mencemari lingkungan. Dalam beberapa kasus, PET yang didaur ulang dapat digunakan kembali menjadi bahan baku untuk kantong plastik baru atau bahkan serat pakaian.
Di sisi lain, polistirena atau styrofoam memiliki tantangan yang lebih besar dalam hal daur ulang. Plastik ini sulit hancur dan membusuk dan dapat mencemari tanah dan air jika dibuang secara tidak bertanggung jawab. Beberapa daerah telah menerapkan larangan penggunaan polistirena atau styrofoam dalam beberapa wadah kemasan makanan untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.
Penting untuk diingat bahwa meskipun kita dapat melihat angka "1" atau "6" pada kantong plastik, bukan berarti plastik tersebut otomatis aman untuk lingkungan. Kendati PET lebih mudah didaur ulang, banyak faktor lain yang memengaruhi kemampuan kita untuk mendaur ulang dan mengelola sampah plastik dengan baik.
Dalam upaya untuk mengurangi penggunaan kantong plastik dan dampaknya terhadap lingkungan, banyak negara dan kota telah menerapkan kebijakan pengurangan atau larangan penggunaan kantong plastik sekali pakai. Ini termasuk penalti kepada pengecer yang masih mendistribusikan kantong plastik, upaya kampanye edukasi untuk mendorong penggunaan kantong kain yang dapat digunakan kembali, dan ketersediaan alternatif plastik yang lebih ramah lingkungan.
Dalam kesimpulannya, angka "1 6" pada kantong plastik mengacu pada kode pengidentifikasi plastik yang digunakan untuk mengklasifikasikan jenis plastik yang berbeda. Di antara angka-angka ini, "1" mengacu pada polietilen tereftalat (PET) yang umum digunakan dalam kemasan ringan dan botol air minum, sementara "6" mengacu pada polistirena atau styrofoam. Dalam rangka perlindungan lingkungan, penting bagi kita untuk memperhatikan jenis plastik yang kita gunakan dan mencari alternatif yang lebih ramah lingkungan serta mengelola sampah plastik dengan baik agar lingkungan tetap terjaga.