Plastik merupakan salah satu bahan yang paling umum digunakan di dunia saat ini. Meskipun sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari, plastik memiliki dampak negatif terhadap lingkungan. Plastik tradisional membutuhkan waktu yang sangat lama untuk terurai secara alami, mencapai ratusan hingga ribuan tahun.
Berbagai usaha telah dilakukan untuk mengurangi dampak plastik terhadap lingkungan dengan mengembangkan plastik yang dapat terurai secara alami. Plastik terurai merupakan material yang lebih ramah lingkungan karena mereka tidak mencemari lautan, sungai, dan tanah dengan limbah yang tidak dapat diurai. Salah satu jenis plastik terurai yang paling populer adalah plastik biodegradable.
Namun, seiring dengan peningkatan kesadaran akan kebutuhan untuk mengurangi dampak plastik terhadap lingkungan, muncul pertanyaan penting: apakah plastik biodegradable benar-benar terurai dengan alami?
Plastik biodegradable biasanya terbuat dari bahan-bahan seperti polilaktik asam (PLA), polihidroksialkanoat (PHA), atau polibutirat (PBAT). Sifat terurai plastik ini bergantung pada lingkungan di mana mereka terpapar. Terdapat dua jenis proses yang dapat menyebabkan terurai atau terdegradasinya plastik biodegradable: terurai secara kompost dan terurai secara alami.
Pertama, proses terurai secara kompos. Plastik biodegradable dapat terurai dengan baik dalam lingkungan yang memiliki akses udara, cahaya matahari, dan kelembapan yang tepat. Salah satu tempat yang memenuhi kriteria ini adalah fasilitas pengolahan limbah organik, di mana mereka diproses dengan metode kompos. Dalam lingkungan ini, plastik biodegradable dapat terurai dalam waktu relatif singkat, biasanya dalam waktu beberapa minggu hingga beberapa bulan.
Namun, masalah muncul ketika plastik biodegradable bukan dibuang ke fasilitas pengolahan limbah organik, tetapi dibuang ke tempat pembuangan sampah biasa atau dibuang ke lautan dan tanah. Di lingkungan ini, kondisi yang mendukung terurai plastik menjadi jauh lebih buruk. Plastik biodegradable memerlukan kondisi yang konsisten seperti suhu, kelembapan, dan tingkat oksigen untuk terurai dengan baik, yang umumnya tidak terpenuhi di tempat pembuangan sampah. Akibatnya, plastik biodegradable yang dibuang di tempat pembuangan sampah biasa atau di lautan dan tanah mungkin membutuhkan waktu bertahun-tahun atau bahkan dekade untuk terurai sepenuhnya, mirip dengan plastik tradisional.
Kedua, proses terurai secara alami. Plastik biodegradable juga dapat terurai secara alami di lingkungan yang tidak memungkinkan adanya siklus kompos. Namun, kecepatan terurai plastik ini akan dibatasi oleh keadaan lingkungan seperti suhu, kelembaban, dan kadar oksigen. Jika lingkungan tidak memenuhi persyaratan yang diperlukan, plastik biodegradable mungkin tidak terurai dengan baik atau bahkan tidak terurai sama sekali.
Perlu dicatat bahwa tidak semua plastik biodegradable diciptakan sama. Kualitas bahan baku dan teknologi pengolahan dapat mempengaruhi kemampuan plastik untuk terurai dengan baik. Selain itu, beberapa plastik biodegradable mengandung aditif yang bermanfaat untuk membuat mereka lebih tahan terhadap suhu tinggi dan kondisi lingkungan yang tidak ideal. Namun, aditif ini biasanya juga memperlambat kecepatan terurai plastik.
Dalam prakteknya, kita harus memastikan bahwa plastik biodegradable dibuang dengan benar agar dapat terdegradasi secara efektif. Plastik biodegradable yang dibuang di tempat pembuangan sampah harus dipisahkan dari plastik tradisional agar dapat diproses secara terpisah. Pengelolaan limbah yang baik dan kesadaran pribadi untuk mengurangi penggunaan plastik adalah langkah penting dalam mendukung terurai plastik secara maksimal.
Kesimpulannya, plastik biodegradable dapat terurai secara alami jika ditempatkan di lingkungan yang memenuhi syarat tertentu, seperti kompos dan kondisi lingkungan yang dapat mendukung terurai plastik ini. Akan tetapi, jika dibuang dengan tidak benar atau ditempatkan di lingkungan yang tidak memungkinkan, plastik biodegradable dapat membutuhkan waktu yang lama untuk terurai, mirip dengan plastik tradisional. Oleh karena itu, upaya dalam mendaur ulang dan mengurangi penggunaan plastik secara keseluruhan tetap menjadi solusi yang lebih baik dalam mengurangi dampak negatif plastik terhadap lingkungan.